Rabu, 10 Februari 2016

RANGKUMAN TUGAS ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN #7

Arsitektur yang baik ialah tentang bagaimana membangun sebuah bangunan yang ramah lingkungan dan tidak membuat kerusakan di alam sekitarnya. Dengan keahlian yang dimiliki seorang arsitek, mereka dapat membantu melestarikan lingkungan dan tetap melakukan pembangunan, seperti membangun rumah atau bangunan yang sering disebut green building karena bangunannya yang bersahabat dengan lingkungan.
sebagian orang berpendapat bahwa kegagalan atau kerusakan dalam lingkungan diperansertakan oleh Arsitektur sebagai perancangnya. Pada setiap pembangunan tentu akan mengakibatkan perubahan yang berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Hal ini tentu tidak dapat terhindari, mengingat setiap manusia pasti akan "menciptakan" limbah dari dalam tubuh maupun luar tubuh (limbah cuci, dll). Untuk menghindari merusak lingkungan dengan tidak melakukan pembangunan sama sekali tentu bukan solusi yang bijaksana, dimana manusia tentu membutuhkan tempat tinggal, dan membangun tempat tinggal mungkin memerlukan pembukaan lahan yang berarti merusak lingkungan alami sekitar. Tapi dengan memanfaatkan ilmu yang dimiliki seorang arsitek, mereka bisa merancang sebuah bangunan yang ideal dan ramah lingkungan.
Dalam beberapa hal arsitektur juga berperan dalam pembuatan lingkungan binaan yang baik tetapi tidak semua pembangunan berjalan sesuai ketentuan - ketentuan yang baik terhadap lingkungan terkadang bangunan yang dibangun seorang arsitek tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.seperti hal nya membangun sutau tempat mempertimbangkan peruntukan tempat tersebut.contoh Seperti jalan yang ambles atau bendungan yang runtuh karena masalah struktural, bangunan yang tidak memperhatikan KDB, KLB, ataupun KDH. Seperti beberapa pengalaman yang pernah saya lihat. Ada pembangunan mini market di Indonesia ini yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar, dengan membangun mini market didepan mini market yang kurang lebih sama fungsi dan tujuannya. Dan parahnya pembangunannya dengan menebang pohon yang sudah bertahun-tahun berada disana tanpa berupaya melakukan pergantian terhadap pohon tersebut.
HUTAN RUANG TERBUKA #6
GIANT SEA WALL #5
 
Giant sea wall atau tanggul laut raksasa Jakarta, rencana pembangunan yang masuk proyek masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) ini sudah memulai babak awal  pada 9 Oktober 2014. Keuntungan dari pembuatan Giant Sea Wall adalah banjir rob bisa dihadang, melindungi pantai utara Jakarta, tersedianya waduk air baku untuk suplai air bersih, dan jalan tol yang menghubungkan Bekasi dan Tangerang tanpa harus melakukan pembebasan lahan di wilayah padat penduduk. Air baku yang tersedia juga memiliki volume yang besar, yaitu 1 milyar m3 air baku.

Nanum  pembanguan ini akan menimbulkan beberapa dampak yang merugikan seperti
1. Dampak untuk Ekologi
Dampak yang nyata bagi ekologi khususnya pada beberapa ekosistem pesisir adalah alih fungsi lahan. Hal ini akan menimbulkan efek domino dan terjadilah bencana ekologi. Teluk Jakarta terdiri dari ekosistem mangrove, terumbu karang, pesisir, dan lamun. Dengan dibuatnya Giant Sea Wall, maka akan ada reservoir air tawar sebanyak 1 milyar m3 sebagai pengganti air laut. Tentunya hal ini akan menghancurkan seluruh ekosistem yang disebutkan diatas, karena ekosistem tersebut membutuhkan air laut sebagai medium untuk tumbuhnya.

2. Dampak Oseanografi
Teluk Jakarta merupakan muara dari 13 sungai besar yang berasal dari beberapa kota. Sungai ini membawa material tersuspensi dari proses mengalirnya air dari hulu ke hilir dan aliran sedimen. Material tersuspensi ini akan terbuang ke laut dan apabila terhalangi oleh Giant Sea Wall, maka akan terjadi akumulasi sedimen di Teluk Jakarta. Apabila terus terjadi sedimentasi, maka dikhawatirkan akan menyebabkan tersumbatnya aliran air di mulut sungai, dan terjadilah banjir akibat air yang tumpah ke sisi sungai.  Selain terjadi akumulasi sedimen, pengaruh yang tidak kalah berbahaya adalah akumulasi logam berat. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pembangunan Giant Sea Wall bertujuan juga untuk menyediakan reservoir air bersih. Namun kenyataannya, kualitas air akan menurun karena air dari masukan sungai akan terus terjadi dan air tersebut membawa kandungan logam berat terlarut seperti Pb, Hg, Cu, dan sebagainya. Akibatnya, terkonsentrasinya limbah dari beberapa sungai tersebut. Apabila ingin terus tersedia air bersih, maka dibutuhkan pencucian air secara kontinu. Dikhawatirkan, Giant Sea Wall hanya menjadi comberan raksasa daripada wadah air baku untuk masyarakat Jakarta. 

3.  Dampak Bagi Nelayan
Secara tidak langsung, dengan adanya Giant Sea Wall, nelayan yang beraktivitas disekitar Teluk Jakarta akan kehilangan mata pencahariannya. Saat ini saja, kehidupan mereka semakin sulit akibat dikuranginya subsidi BBM oleh pemerintah, namun hasil tangkapan mereka tidak linear seiring naiknya harga BBM. Selain itu, efektifitas penangkapan ikan oleh nelayan akan berkurang karena nelayan harus melaut jauh dari pantai hingga membutuhkan biaya yang lebih tinggi hanya untuk bahan bakar dan memperparah kesejahteraan nelayan.

   Solusi yang tepat sasaran yaitu dengan membuat kebijakan yang juga mementingkan aspek lingkungan dan dilibatkannya rakyat dalam pembangunan Giant Sea Wall. Pada satu sisi, terciptanya lapangan pekerjaan baru dan rakyat mengetahui maksud dari pembuatan Giant Sea Wall ini. Karena apabila terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, maka maksud dari pembangunan ini tersampaikan dan tidak terjadi kontra yang berlebihan. Karena proyek ini menurut saya terindikasi hanya melindungi properti mewah yang dibangun di pesisir utara Jakarta. Selaras dengan pernyataan Dosen Teknik Kelautan ITB, Muslim Muin, Ph.D yang mengatakan, “Dampak giant sea wall malah memperparah banjir di Jakarta, merusak lingkungan laut Teluk Jakarta, mempercepat pendangkalan sungai, mengancam sektor perikanan lokal, dan menyebabkan permasalahan sosial.”

Jumat, 20 November 2015


DASAR – DASAR ARSITEKTUR EKOLOGIS #4

Konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan
1.       Pengantar ekologi dasar dan fisika bangunan

1.1   Dasar-dasar ekologi
Ekologi biasanya sebagai hal-hal yang saling mempengaruhi: segala jenis makhluk hidup (tumbuhan, binatang, manusia) dan lingkungannya (cahaya, suhu, curah hujan, kelembapan, topografi, dsb).
Istilah ‘ekologi’
Istilah ekologi pada tahun 1869 di perkenalkan oleh Ernst Haeckel. Arti kata Yunani oikos adalah rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos bersifat ilmu atau ilmiah. Jadi, ekologi merupakan ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup.
Tingkatan organisasi makhluk hidup
Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi dari yang paling sederhana sampai tingkat organisasi yang paling kompleks. Bila kita urutkan dalam pemahaman ekologi, akan terlihat suatu golongan organisasi biologi yang disebut biosistem.
1.1.1          Pengertian ekologi
Istilah ‘ekosistem’ mengandung lebih dari sekedar jumlah unsur-unsur hayati (komponen biotik) dan unsur-unsur non-hayati (komponen abiotic). Suatu ekosistem juga terdiri dari hubungan-hubungan timbal balik di dalam komunitas dan di antara organisme dengan lingkungan abiotic. Hasilnya adalah system ini berfungsi hampir otonom.
Seperti yang telah diuraikan, ekosistem merupakan benda nyata yang mempunyai ukuran yang beraneka, bergantung pada tingkat organisasinya. Suatu ekosistem biasanya terdiri dari empat komponen dasar, yaitu:
-          Lingkungan abiotic
-          Organisme produsen
-          Organisme konsumen
-          Organisme perombak

1.1.2          Pengertian ekosistem
Suatu ekosistem meliputi makhluk hidup dengan lingkungan organisme dan lingkungan abiotic, masing-masing mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan, keserasian alam di bumi ini.
Dengan konsep ekosistem,komponen-komponen lingkungan hidup harus dilihat secara terpadu sebagai komponen yang berkaitan dan tergantung satu sama lain dalam suatu system. Selama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk kerja sama untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, kesatuan tersebut dapat dianggap sebagai suatu ekosistem, walaupun hanya waktu singkat.
Pada ekosistem alam yang lengkap tidak dibutuhkan pemeliharaan atau subsidi energy karena dapat memelihara dan memenuhi sendiri, dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem ini agak mantap, tidak mudah terganggu, tidak mudah tercemar kecuali karena bencana alam.
Keanekaragaman ekosistem alam dapat terbentuk secara alami dari masa ke masa dari ekosistem yang sederhana menjadi keanekaragaman ekosistem yang sangat rumit di mana masing-masing ekosistem mendukung ekosistem yang lain. Ekosistem juga dapat diciptakan oleh manusia.
1.1.3          Komunitas
Suatu komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan.
Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan karena melalui proses-proses kehidupan yang saling berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jika salah satu organisme itu tidak menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka akan berakibat fatal bagi organisme sendiri. Misalnya, tanah menjadi penting untuk tumbuhan-tumbuhan karena mengandung mineral dan air tempat tumbuhnya akar.
1.1.4          Suksesi dan klimaks
Lingkungan alam selalu mengalami perubahan-perubahan dalam ekosistem. Perubahan-perubahan atau pergantian-pergantian pada ekosistem tersebut terjadi tanpa apapun dengan campur tangan manusia. Evaluasi ekosistem ini disebut suksesi ekologi dan dapat diterangkan sebagai berikut:
-          Perkembangan komunitas teratur yang menyangkut perubahan susunan spesies dan proses-proses komunitas
-          Perubahan-perubahan fisik akibat pengaruh pekerjaan komunitas
-          Mencapai puncak pada waktu ekosistem stabil dengan biomasa dan fungsi kerja sama antarorganisme serta komunitas berada pada titik maksimum.

1.1.5          Ceruk ekologis
Ceruk ekologis berarti lekuk atau jeluk di alam yang dimanfaatkan oleh tanaman atau makhluk hidup tertentu sehingga aman tanpa gangguan. Lama kelamaan dalam evolusi muncul ribuan tanaman dan binatang dengan kebutuhan terhadap lingkungan yang berbeda-beda.
Perkembangan makhluk hidup tergantung pada factor-faktor ekologis penentu, dan factor penentu pesimum ekologis merupakan factor terpenting. Misalnya, tanaman sangat tergantung pada keadaan garam mineral. Kekurangan nitrogen mengakibatkan sindrom kekurangan yang tidak dapat diimbangi dengan kelebihan kalium atau zat-zat lainnya.
Karena batas toleransi pada masing-masing makhluk hidup sangat berbeda, maka kepekaan terhadap pengaruh lingkungan berbeda pula. Ada makhluk hidup yang bersifat generalis dan ada yang bersifat spesialis.

1.2   Aliran dalam ekosistem
Aliran ini disebut daur, siklus, atau peredaran. Istilah ini berubah menurut buku-buku ekologi yang digunakan. Arti istilah-istilah tersebut dapat diperhatikan sebagai berikut:
-          Daur                      : peredaran masa atau tahun. Dalam tarikh jawa, satu daur berisi empat windu, jadi 32 tahun jawa. Juga ada dua besar, yang berarti peredaran masa dengan lama 120 tahun jawa.
-          Siklus                     : putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang-ulang secara tetap dan teratur.
-          Peredaran           : peralihan dari keadaan yang satu ke keadaan yang lain yang berulang-ulang seakan-akan merupakan suatu lingkaran. Digunakan umumnya di bidang kedokteran atau dibidang fenologi.
Atas dasar keterangan ini selanjutnya digunakan istilah ‘peredaran’ yang dalam pahamnya cukup jelas dan tepat dibandingkan dengan istilah-istilah lain.
1.2.1          Peredaran bahan alam
Tidak semua tumbuhan atau binatang akan dimakan oleh musuhnya (konsumen), tetapi banyak yang mati oleh akibat yang lain. Bahkan ini akan ‘dimakan’ oleh organisme perombak yang akan menyediakan mineral-mineral yang dibutuhkan sebagai pupuk. Pada waktu yang sama tumbuhan membutuhkan karbondioksida dari udara dan menyediakan oksigen bagi binatang dan manusia.
1.2.2          Entropi
Istilah entropi diciptakan pada tahun 1865 oleh Rudolf Clausius pada ilmu termodinamika untuk menggambarkan arahnya suatu proses yang tidak dapat memutarbalikkan.
1.3   Iklim dan ruang
Iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim pada tempat tertentu dapat diterangkan berdasarkan urutan terjadinya keadaan-keadaan tersebut. Sesuai dengan titik pandangan, maka bobot masing-masing keadaan berbeda dan iklim biasanya digolongkan atas iklim makro dan iklim mikro.
1.3.1          Iklim makro
Iklim makro merupakan iklim suatu negara, benua, atau daerah tertentu. Iklim tersebut menurut sifat pokoknya (letak geografis, tinggi diatas permukaan laut, pesisir laut, arah angina, berhubungan dengan pegunungan dsb) berhubungan dengan suhu rata-rata, kelembapan udara, serta kemusiman yang menciptakan ciri khas tertentu yang digolongkan dengan daerah tropis lembab, daerah tropis kering, dan daerah pegunungan.
1.3.2          Iklim Mikro
Iklim mikro merupakan iklim dilapisan udara dekat permukaan bumi. Di sini gerak udara lebih kecil karena permukaan bumi yang kasar dan perbedaan suhu lebih besar. Keadaan tanaman atau batu dapat mengakibatkan perlawanan iklim yang besar pada ruang sempit.

Kalor dan manusia
Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk mengatur keseimbangan suhu tubuh dengan berbagai cara. Tubuh manusia melepaskan panas secara terus menerus mengikuti kondisi lingkungan dan pakaian yang dipakainya, tetapi ia juga menghasilkan panas secara terus menerus, berbanding terbalik dengan makanan yang masuk dan tingkat kegiatan tubuhnya.
Penguapan
Penguapan terjadi melalui permukaan kulit dan pernafasan. Penguapan keringat dari permukaan kuliat mendinginkan tubuh karena perubahan keadaan dari cair ke uap membutuhkan panas yang diambil dari tubuh. Besar kecilnya penguapan dari permukaan kulit dipengaruhi juga oleh pakaian yang dikenakan.
1.3.3          Pengaruh kelembapan
Udara hanya dapat memuat kadar air (dalam bentuk uap) secara terbatas, berarti sampai titik kejenuhan. Banyaknya air tersebut sangat tergantung pada suhu udara. Udara yang panas dapat memuat kadar air yang lebih tinggi daripada udara yang dingin.
1.3.4          Angin dan gerakan udara
Pada daerah beriklim tropis panas lembap hujan dan kelembapan menjadi tinggi dan suhu juga hampir selalu tinggi. Angin sedikit bertiup dengan arah yang berlawanan pada musim hujan dan musim kemarau.
Pengaruh angin dan lintasan matahari terhadap bangunan dapat dimanfaatkan dengan gedung yang dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di antara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang.
Perlindungan gedung terhadap matahari dengan tanaman peneduh
Perlindungan gedung dapat diatur dengan kontruksi atap tambahan yang, selain melindungi manusia terhadap cuaca, juga memberi perlindungan terhadap radiasi panas dengan tanaman peneduh.
1.3.5          Kenyamanan termal
Dalam bagian ini akan disajikan factor-faktor kenyamanan termal yang dapat mempengaruhi seseorang, baik factor-faktor dominan dari alam maupun factor-faktor pilihan manusia.
Factor-faktor alam yang dominan:
-          Suhu udara
-          Kelembapan udara
-          Pergerakan udara
-          Daerah nyaman


1.4   Cahaya
Cahaya merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh aneka warna elektromagnetik yang gelombangnya dapat diukur dari seperjuta millimeter sampai ribuan kilometer. Cahaya adalah bagian penting bagi kehidupan manusia, terutama untuk mengenali lingkungan dan menjelaskan aktivitasnya.
Pengertian cahaya dapat diartikan sebagai sebuah gua yang gelap dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Makin gelap permukaan gua maka semakin kecil lubang cahaya. Namun semakin besar lubang cahaya akan memberikan efek silau. Untuk menghindari masalah silau tersebut lubang cahaya dapat diperbesar atau dinding gua dapat dicat dengan warna terang.
1.4.1          Cahaya dari permukaan atap dinding
Pencahayaan pada ruang dalam bangunan umumnya diperoleh dri atas (lubang atap) dan/atau dari samping (lubang dinding). Bagaimanapun juga pelubangan bangunan untuk cahaya alam akan berdampak pada kesilauan, untuk itu pemilihan bahan transparan penutup lubang seperti kaca atau bahan lain perlu diperhitungkan untuk mereduksi kesilauan tersebut.
1.4.2          Perlindungan terhadap silau matahari
Intensitas cahaya matahari umumnya memberikan cahaya berlebih pada ruangan. Kondisi bisa mengakibatkan silau. Untuk mengubulkan ketidaknyamanan visual dan bisa melelahkan mata. Untuk menghindarinya diperlukan penghalang sinar matahari langsung.
1.4.3          Pengaruh cahaya pada kesehatan manusia
Salah satu pengaruh cahaya alam pada bangunan adalah suhu dari intensitas sinar matahari yang langsung dapat meningkatkan suhu dinding akibat konduksi dan suhu ruangan bila sinar matahari langsung masuk pada ruangan.
1.4.4          Pencahayaan dan warna
Pencahayaan dan warna menyebabkan terjadinya pengalaman terhadap ruang melalui mata dan perasaan. Pencahayaan dan pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang.
Pada pelaksanaan, warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningkatan kenyamanan, misalnya:
-          Langit-langit yang terlalu tinggi dapat ‘diturunkan’ dengan warna yang hangat dan agak gelap
-          Warna-warna yang aktif seperti merah atau oranye pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang
-          Dinding samping yang putih memberi kesan luas pada ruang.

1.5   Bunyi

1.5.1          Fisiologi pendengaran
Indra pendengaran adalah telinga manusia. Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga. Bila getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga ikut bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya tingkap jorong dan rumaah siput ikut bergetar, demikian pula cairan limfa di dalam rumah siput. Getaran cairan limfa merangsang ujung-ujung safar yang menyampaikan rangsang bunyi tersebut ke otak.
1.5.2          Frekuensi bunyi, macam bunyi, perambatan bunyi
Ada dua macam sifat bunyi, yaitu:
-          Bunyi yang diinginkan, seperti misalnya pada pembicaraan atau mendengarkan music.
-          Bunyi yang tidak diinginkan seperti bising lalu lintas atau bising akibat keramaian lingkungan sekitar.
Macam bunyi (bunyi udara dan bunyi struktur)
Secara umum bunyi dapat dihasilkan atau ditransmisikan lewat udara dan lewat struktur bangunan.
Bunyi udara adalah bunyi yang perambatannya melalui media udara. Bunyi udara ini dihasilkan dari suara yang dikehendaki seperti alunan music dll.
Bunyi struktur adalah bunyi yang perambatannya melalui media struktur bangunan sebagai akibat dari benturan dengan benda lain. Sebagai contoh, dinding yang di palu.
1.5.3          Pengaruh bising pada kesehatan manusia
Pengalaman buruk terhadap kebisingan adalah:
-          Lalu lintas bermotor: tidak jarang truk maupun sepede motor berisik dengan suara >90 dB tanpa ditegur oleh peraturan atau polisi lalu lintas
-          Pesawat terbang yang menggunakan kampong di dalam kota sebagai jalur lintasan pendaratan dengan kebisingan >120 dB
-          Music dan sebagainya yang menggunakan pengeras suara.

2.       Pembangunan dan kerusakan alam
Ahli ekonomi menyadari tanpa adanya dukungan lingkungan, system ekonomi tidak dapat bergerak. Dukungan lingkungan diperlukan dalam bentuk bahan baku, pengolahan, dan pemasarannya. Wajarlah apabila ahli ekonomi hendak memperhitungkan pengelolaan lingkungan dalam analisis ekonomi. Pada akhirnya semuanya bermuara pada pembangunan berkelanjutan.
Manusia merupakan bagian dari lingkungan. Beberapa tahun terakhir, manusia membebani serta memberati lingkungan alam dengan perampasan dan kesewenangan. Jangan lupa bahwa pada suatu saat kelak kita harus menanggung akibatnya.
Jika pembangunan secara berkelanjutan dan ekologis diperhatikan lebih teliti, maka perlu memperhatikan arsitektur dari tiga tingkatan, yaitu:
-          Perencanaan secara ekologis
-          Pembangunan, kesehatan manusia dan lingkungan
-          Bahan bangunan yang sehat.

2.1   Ekologi dan arsitektur ekologis
Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.
Bangunan berkelanjutan yang ekologis yaitu:
-          Tidak menghabiskan bahan lebih cepat daripada tumbuhnya kembali bahan tersebut oleh alam
-          Menggunakan energy terbarukan secara optimal, dan
-          Menghasilkan sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baru.

2.2   Unsur pokok eko-arsitektur dan pengaruh pencemaran pada kesehatan manusia

2.2.1          Udara
Udara adalah campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihirup oleh manusia ketika bernafas. Hubungan erat antara udara pernapasan dan kehidupan adalah pengalaman kehidupan manusia. Makin tercemar udara, makin susah pernapasan dan kualitas kehidupan menurun.
Pencemaran udara dapat diatasi dengan cara mencuci atau mengikat. Mencuci udara berarti dibutuhkan hujan yang cukup banyak di mana tetes-tetes air mengikat partikel debu dan debu tersebut akan mengikat dengan tanah (dapat dianggap bahwa 1/3 dari kebutuhan pupuk kimia untuk tanaman disebar melalui udara atau dialirkan melalui sungai.
Debu merupakan partikel-partikel kecil yang mengikat pada molekul udara. Selain debu yang mengikat molekul udara dan mengganggu kesehatan manusia serta mengakibatkan kanopi kabut, ada juga partikel zat cair atau gas yang bersifat mirip (aerosol) dan yang dapat mengakibatkan pemanasan global dan mempengaruhi lubang ozon.
Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya efek rumah kaca. Efek rumah kaca di atmosfer meningkat akibat adanya peningkatan kadar gas-gas rumah kaca antara lain karbondioksida, metana, dan ozon.
Lubang ozon (perusakan lapisan ozon). Ozon adalah gas yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Satu molekul ozon mempunyai tiga atom oksigen. Oleh karena itu, ozon mempunyai rumus kimia O3. Molekul-molekul ozon mudah bereaksi dengan zat-zat lain dengan melepaskan satu dari tiga oksigen tersebut.



2.2.2          Air
Air dan perairan mengadakan dan membentuk bumi kita. Selain air untuk diminum, air juga berguna sebagai air suci dari sumber air tertentu yang mengandung zat-zat khusus yang memiliki sifat menyembuhkan penyakit tertentu.
Peredaran air alami yang utuh menguntungkan tanaman dan menambah air tanah sebagai penampung air alam. Peredaran air kota terganggu oleh pemadatan tanah, gedung, jalan, dsb. Air hujan cepat mengalir ke wilayah yang lebih rendah, mengakibatkan banjir, sedangkan rembesan air tanah berkurang, walaupun keterbatasan sumber air minum sudah diketahui secara umum, manusia terus-menerus memboroskan air minum dan mencemari air bersih menjadi air limbah, manusia rupanya belum bersedia untuk memperhatikan tanda bahaya dari alam sekitar.
Pencemaran sumber air dan dampaknya. Air yang tercemar oleh senyawa organic (air merupakan tempat berkembang biaknya mikroorganisme termasuk mikroba pathogen) maupun anorganik (oleh limbah industry dan buangan dari pembakaran BBM berunsur logam) dapat menjadi sarana berkembangnya berbagai penyakit menular maupun keracunan.
Banjir dapat terjadi oleh berbagai alasan. Biasanya banjir dapat digolongkan atas banjir alam dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia. Secara alamiah, banjir terjadi karena curah hujan, pengaruh topografi dan fisik sungai, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai dan kapasitas drainase yang tidak memadai serta pengaruh air pasang.
2.2.3          Tanah (Bumi)
Bumi sebagai sumber bahan baku dalam banyak agama juga menjadi ibu manusia, menjadi makhluk hidup yang mendukung dan mengizinkan kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan di atasnya. Sepertiga dari manusia menghuni rumah dari tanah liat dan sebagian besar dengan bahan bangunan tradisional yang diambil dari dalam bumi.
2.2.4          Api (Energi)
Api yang memanaskan dingin, yang menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung kekuatan merusak yang menakutkan, melambangkan energy dan bahan bakarnya. Walaupun manusia sudah mengetahui perbedaan energy yang terbarukan dan yang tidak terbarukan, manusia tetap cenderung pada menggunakan energy yang tidak terbarukan (batu bara, minyak, dan gas bumi) karena dianggap penggunaannya lebih mudah dibandingkan dengan energy yang terbarukan.
2.3   Kualitas arsitektur dan tugas si arsitek
Arsitektur ekologis sebenarnya lebih indah, lebih tepat guna daripada pembangunan biasa saja, yang menonjol adalah kualitas arsitektur yang tinggi. Kualitas biasanya sulit diukur dan ditentukan, terlebih lagi dari bidang arsitektur. Dimana garis batas antara arsitektur yang bermutu tinggi dan arsitektur yang biasa saja, dan di mana alat ukurnya? Christopher alexander berbicara tentang kualitas tanpa nama.
Pembahasan kualitas di bidang arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk gedung dan konstruksinya tetapi mengabaikan tokoh utama: si pengguna tersebut dan kualitas hidupnya.
2.3.1          Rites de passage bagi manusia dan rumahnya
Pengertian tentang mikrokosmos ‘rumah’ dan mikrokosmos ‘manusia’ terwujud juga pada penelitian tentang rites de passage, yaitu tata cara upacara mengadakan keturunan, kelahiran, tedak siten, perploncoan, perkawinan, dan pemakaman yang dilaksanakan untuk manusia dan hubungan dengan tata cara upacara kawitan, peletakan batu pertama, pendirian saka guru, dan pembongkaran yang dilaksanakan untuk rumah.
2.3.2          Hipotesis Gaia
Jika dunia dipandang dari bulan, gejala bahwa pada dunia terjadi kehidupan makhluk merupakan keajaiban. Yang mungkin paling mempengaruhi dasar perencanaan arsitektur pada masa depan adalah hipotesis Gaia yang menentukan bahwa: Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya. Kehidupan bukan merupakan factor penentu, melainkan system keseluruhan termasuk kehidupan dan lingkungan material.
Hipotesis Gaia memberi pandangan baru tentang planet bumi kita. Kehidupan adalah gejala yang dalam skala sebesar ini hampir abadi. Suatu planet membutuhkan cukup banyak kehidupan sehingga keseragaman pada planet tersebut terjamin. Hipotesis Gaia meningkatkan pengertian tentang kebodohan manusia yang memusnahkan ribuan jenis makhluk hidup di bumi kita.
Salah satu ciri khas masyarakat kita pada masa kini adalah tumbuhnya kesadaran bahwa ancaman terhadap keadaan alam sekitar juga membahayakan keturunan kita pada masa mendatang

3.       Jejak Ekologis

3.1   Pengertian jejak ekologis dan indikatornya
Jejak ekologis mengukur kebutuhan bahan baku alam yang digunakan oleh setiap bangsa dan setiap orang. Jejak ekologis menghitung luasnya tanah subur, air tawar, lautan, dan banyaknya energy yang tidak terbarukan dan yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan atas pangan, sandang, papan, serta mobilitas.
3.2   Jejak ekologis dan pengaruh atas pembangunan
Ketentuan bahwa 50% dari segala bahan yang diambil dari bumi yang akan digunakan di bidang pembangunan harus dipertimbangkan kembali. Dalam angka absolut, hali ini berarti bahwa pembangunan global membutuhkan 600.000.000 m bahan baku setiap tahun dan dengan begitu pengaruhnya atas jejak ekologis sangat berarti. Keadaan tersebut menunjukkan betapa penting perhatian pada rantai bahan dan pelaksanaan manajemen bahan bangunan.
3.3   Alam sebagai pola perencanaan
Pada pembangunan biasa seluruh gedung berfungsi sebagai system yang memintaskan kualitas lingkungan. Akan tetapi, baik rumah ataupun pedesaan harus dianggap sebagai ekosistem yang berhubungan erat dengan peredaran alam.
Factor fungsi, tuntutan sosio-budaya, keadaan iklim maupun prinsip ekologis mempengaruhi bentuk gedung. Penukaran panas di antara gedung dan lingkungan tergantung pada permukaannya. Makin padat/buntak bentuk gedung, makin kecil panas siang hari yang tembus ke dalamnya. Oleh karena itu, perbandingan antara permukaan dan volume suatu gedung merupakan hal yang penting jika gedung tersebut perlu disejukkan.

4.       Membangun untuk menghuni

4.1   Hubungan antara kegiatan manusia dan ketergantungan pada tempat
Dengan memanfaatkan teknik dan bahan bangunan setempat manusia menciptakan rumah, gubuk, perlindungan, atau tanda yang menjadi miliknya, sesuai kebutuhan keadaan iklim, geologi, atau topografi.
Garis besar ini memperhatikan pembangunan dengan sendirinya maupun arsitektur yang berarti fungsi, bentukk, proporsi, teknik, dan sebagainya, bahkan mengutamakan penentuan tempat yang bertuah, penanaman bangunan di dalam tanah, hubungan-hubungan yang sungguh-sungguh diantara bangunan buatan dan dunia alam yang menyumbangkan segala kehidupan dalam agama Hindu.
4.2   Membangun sebagai organisasi fungsi
Kehidupan pada umumnya terjadi di dalam ruang yang dibangun olehh manusia. Istilah ruang tidak hanya meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar, misalnya jalan yang dibentuk oleh dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas kenyamanan, sifat, dan bentuk ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni. Ukuran dan suasana ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan ruang masing-masing kegiatan.
4.3   Cipta rasa dan karsa
Setelah mata manusia sejak berabad-abad merupakan organ panca indra yang utama, pembatasan yang diakibatkan kenyataan tersebut makin jelas. Pada masa kini timbul keinginan untuk memanfaatkan daya tanggap dengan semua pancaindra.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka arsitektur pun tidak dapat dibatasi lagi pada keindahan dengan mata sebagai pancaindra saja, melainkan sebaliknya digunakan juga
Telinga sebagai organ tubuh untuk mendengar sehingga arsitektur dirasakan pada saat melewati ruang (mendengar langkah, akustik ruang dan sebagainya).
Hidung sebagai organ tubuh untuk mencium sehingga arsitektur terutama bahan bangunan, dapat dirasakan melalui baunya.
Tangan sebagai organ tubuh yang dapat meraba permukaan bahan bangunan atau organ keseimbangan pada arsitektur yang elastis (misalnya lantai pelupuh) atau struktur tensigriti
Mulut sebagai organ tubuh untuk mengecap arsitektur, arsitektur yang dapat dimakan, atau bahan bangunan yang kualitasnya dapat dirasakan pada lidah.

4.4   Menghuni dan partisipasi penghuni

4.4.1          Kualitas menghuni dan proses menghuni
Kualitas menghuni berhubungan erat dengan psikologi menghun, dengan perasaan santai dan nyaman. Proses menghuni adalah proses belajar, memahami lingkungan, ruang pranata social yang dibentuk pertama kali dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
Menghuni adalah gejala (fenomena) yang bersifat primer secara biologis-jasmani. Keadaan batin manusia rupanya bersifat sekunder.
4.4.2          Partisipasi
Penghuni harus berpartisipasi dalam perencanaan, pembangunan, dan tata laksana perumahannya. Dengan demikian, mereka mempengaruhi dan menciptakan dasar-dasar hidup kemasyarakatan yang individual dan tentram. Penghuni yang tidak memilih kesempatan tersebut, sulit sekali mempelajari tanggung jawabnya dalam wilayah perumahannya.




5.       Membangun secara ekologis
Asas-asas pembangunan berkelanjutan yang ekologis dapat dibagi dua: asas yang menciptakan keadaan yang ekologis berkelanjutan dan asas yang menjawab tantangan oleh keadaan yang ekologis tidak berkelanjutan. Asas tentang ekologi yang berkelanjutan selalu bersangkut-paut dengan ambang batas biofisika dan fungsi ekosistem secara holistis.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka empat asas pembangunan berkelanjutan yang ekologis dapat disusun sebagai berikut:
Asas 1           : menggunakan bahan baku alam tidak lebih cepat dari pada alam mampu membentuk penggantinya.
Asas 2           : menciptakan system yang menggunakan sebanyak mungkin energy terbarukan.
Asas 3           : mengizinkan hasil sambilan saja yang dapat dimakan atau yang merupakan bahan mentah untuk produksi bahan lain.
Asas 4           : menigkatkan penyesuaian fungsional dan keanekaragaman biologis

5.1   Kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan
Kawasan penghijauan (pertanian, taman kota, hutan kota, dll) yang berinteraksi dengan kota (perumahan, perdagangan dll) seperti tangan yang disilangkan.
Perbandingan luas antara lingkungan buatan dan lingkungan alam melewati ambang batas tertentu akan menimbulkan ‘iklim kota’. Peningkatan suhu iklim kota tersebut rata-rata 1-2 derajat celcius, pada waktu malam dapat mencapai 6 derajat celcius, pencemaran meningkat dan tentu saja beban atas kesehatan manusia meningkat pula.
5.2   Tapak bangunan bebas gangguan geobiologis dan radiasi elektromagnetik buatan yang minimal
Semua kejadian alam yang biologis berkaitan dengan gejala elektromagnetik. Terjadi dan pemeliharaannya kehidupan tanaman, hewan, maupun manusia terbentuk oleh radiasi teristis dan kosmis. Semua makhluk hidup menyesuaikan diri dalam evolusinya pada medan listrik maupun medan magnetis. Hal ini membuktikan keseimbangan dan keselarasan dengan lingkungan.
5.3   Rantai bahan dan bahan bangunan ekologis

5.3.1          Pembangunan dan kesehatan
Pada penelitian pembangunan dan kesehatan diungkapkan bahwa pencemaran udara menjadi alasan gangguan kesehatan manusia yang primer. Pencemaran udara oleh limbah gas terjadi baik di luar maupun di dalam rumah, di mana lebih sering kali terjadi lebih parah. Pencemaran tersebut harus diperhatikan dengan seksama karena manusia dalam keadaan tidur jauh lebih peka daripada waktu bangun, dan anak kecil kurang lebih 30 kali lebih peka terhadap zat pencemar udara tersebut.

5.3.2          Bahan bangunan ekologis
Bahan bangunan yang ekologis memenuhi syarat-syarat berikut:
-          Eksploitasi dan pembuatan (produksi) bahan bangunan menggunakan energy sesedikit mungkin
-          Tidak mengalami perubahan bahan yang tidak dapat dikembalikan kepada alam.
-          Eksploitasi, pembuatan (produksi), penggunaan, dan pemeliharaan bahan bangunan
-          Bahan bangunan berasal dari sumber alam local.

5.3.3          Peredaran bahan dan rantai bahan
Peredaran bahan yang alami tidak mengakibatkan pencemaran udara, air, dan tanh karena bentuknya tertutup. Proses produksi bahan bangunan biasanya mencemari lingkungan.
Rantai bahan bangunan menerangkan proses dan tingkatan pengembangan bahan bangunan pada umumnya (dari bahan mentah sampai menjadi puing dan sampah) dengan perhatian pada setiap tingkat perubahan transformasi, penggunaan energy dan pencemaran lingkungan (air, udara, dan tanah).

5.4   Ventilasi alam dalam gedung

5.4.1          Penyegaran udara secara pasif
Penyegaran udara secara pasif dapat dicapai dengan tiga cara, yaitu: perlindungan terhadap matahari dengan tanaman peneduh, perlindungan terhadap matahari yang tetap, dan perlindungan terhadap matahari yang bergerak.
5.4.2          Penyegaran udara secara aktif
Agar angina dan pengudaraan ruangan berjalan lancar, diperlukan pembukaan pada dinding agar pergerakan udara tidak terganggu. Penyegaran udara di dalam ruangan, di samping ditentukan oleh pergerakan udara, juga tergantungg pada pertukaran udara yang cukup tinggi di daerah tropis yang akan mempengaruhi kesehatan penghuni.
5.5   Kelembapan sebagai ancaman konstruksi dan kesehatan
Curah hujan dan kelmbapan udara adalah factor penting yang perlu diperhatikan terhadap keseimbangan alam dengan desain tropis. Kadar kelembapan udara tergantung pada curah hujan dan suhu udara. Semakin tinggi suhu, semakin tinggi pula kemampuan udara menyerap air.
5.6   Kesinambungan pada struktur dan konstruksi
Proyek berkesinambungan berkelanjutan mengandung kepekaan terhadap perubahan yang akan terjadi pada lingkungan alam dengan memperhatikan lokasi flora dan fauna, demografi, kebudayaan, kepurbakalaan, dan sebagainya pada tempat letaknya proyek tersebut.

5.7    Bentuk/proporsi ruang
Penentuan bentuk/proporsi ruang yang nyaman dapat dipelajari dari alam sebagai berikut, dari mahkluk hidup dengan perhatian bagaimana caranya hewan mengatur kehidupan social, membangun sarangnya, dan berinteraksi dengan makhluk lain. Manusia sebagai ukuran segala sesuatu memberi ukuran dan proporsi di bidang pembangunan.
5.8   Pembangunan berkelanjutan

5.8.1          Permasalahan atas lingkungan
Kerusakan gedung yang dimakan cuaca
Dalam hal ini perlu dipertimbangkan bahwa hampir semua gedung yang dibangun sejak 1950 (kemerdekaan Indonesia), yaitu sekitar 75 % gedung di seluruh dunia, tidak memenuhi tuntutan pembangunan berkelanjutan. Bangunan tersebut kurang memperhatikan pengaruh iklim, masalah kualitas bahan bangunan, dan ekologi sehingga perlu diganti pada masa yang akan datang.
5.8.2          Penggunaan energy terbarukan
Sejak ribuan tahun manusia puas dengan sumber energy setempat. Tuntutan atas kenyamanan di atur sesuai dengan sumber energy yang tersedia tersebut. Namun demikian, sudah sejak dulu hutan dimusnahkan untuk mendapat bahan bangunan maupun bahan bakar, tetapi ekploitas tersebut masih terbatas dan tidak mengganggu keseimbangan ekologis global.
5.9   Bangunan bebas hambatan dan mobilitas
5.9.1          Bangunan bebas hambatan
Dari segi social maupun ekonomi, bangunan seharusnya bebas hambatan. Bangunan dapat dimanfaatkan oleh semua orang, baik anak-anak, orang tua, orang cacat tubuh, orang sakit, maupun orang dewasa yang sehat. Salah satu prinsip bangunan bebas hanbatan adalah semua elemen pelayanan pada telepon umum, lift, dan sebagainya harus dipasang pada tingkat yang optimal.
5.9.2          Pengangkutan yang berkelanjutan
Pengangkutan yang berkelanjutan adalah sarana mobilitas masa kini yang tidak merugikan mobilitas generasi yang akan datang. Define ini tentu saja tidak bisa dipenuhi dengan kendaraan bermotor roda dua dan empat yang sekarang digunakan.

6.       Membangun kembali dan resikling

6.1   Membangun kembali dan mengganti kerugian
Membangun kembali berarti membongkar dengan seksama dan/atau memperbaiki kesalahan yang dibangun sehingga dosa-dosa arsitek masa kini dapat dimaafkan.
6.2   Sampah berasal dari kegiatan pembangunan dan susunannya
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung terdiri dari bahan organic (kayu, tripleks, bambu, dsb) dan bahan anorganik (semen, pasir, batu bata, ubin, besi, dan baja, dan bahan sintetis lainnya). Makin lama makin banyak sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan. Hal ini menyebabkan sampah tersebut harus dibuang ke TPA atau ditimbun begitu saja atau dibakar. Berhubung dengan sampah yang berasal dari pembangunan, kita harus bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan kita, yaitu dengan memilih bahan bangunan yang ekologis saja.
6.3   Pengelolaan sampah
Pengumpulan sampah pemukiman tersebut dilakukan dengan menggunakan gerobak, dikumpulkan dan dibawa ke lokasi TPS. Angkutan sampah dari tempat penampungan sampah sementara dibawa oleh truk menuju lokasi TPA.
6.3.1          Penumpukan sampah secara liar
Penumpukan sampah secara liar dapat mengancam lingkungan dengan kebakaran sampah yang tidak terkontrol, merupakan sumber berbagai penyakit melalui racun bebas dan tikus, serta air tanah akan tercemar.
6.3.2          Penumpukan sampah secara terkontrol
Salah satu aturan pengelolaan sampah pada TPA yang terkontrol adalah sanitary landfill dengan system sanitasi yang baik, sampah pada TPA dipadatkan dengan buldoser setebal 1.50-2.00 m dan selanjutnya ditimbun dengan tanah.