Rabu, 14 Oktober 2015


 

RESPON BUKU "ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN" karya: Ir Heinz Frick  #2


           Dalam buku ini menjelaskan bahwa Setiap pembangunan merupakan suatu pembaharuan atau perubahan lingkungan. Perhatian atas perubahan lingkungan berarti perhatian atas arsitekturnya dan atas kualitas manusia. Jikalau kita membandingkan kualitas lingkungan pada masa lalu dengan keadaan sekarang, maka harus kita akui bahwa kualitasnya makin lama makin menurun. Jikalau semuanya berjalan seimbang antara lingkungan alam dengan kebutuhan manusia, maka kualitas manusia memuaskan.
            Buku ini juga menerangkan bahwa salah satu usaha untuk mencapai keseimbangan dengan alam ialah memberi perhatian pada energi yg dibutuhkan. Kualitas pembangunan akan meningkat dengan keselarasannya dengan alam sekitar. Mengapa?  Karena ketentuan ini menjadi dasar untuk membangun ekologi manusia yg lebih baik. Arsitektur masa depan seharusnya harus lebih efisien dengan menggunakan energi yg jauh lebih sedikit. Arsitektur itu seharusnya lebih biologik. Dari statement tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seorang arsitektur itu juga sebagai arsitektur alam. Pengaruh ruang dan iklim terhadap seorang arsitektur adalah dalam menghadapi pengaruh iklim terhadap sebuah bangunan. Faktor penting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim tersebut ialah penyinaran, suhu, kelembapan udara, ventilasi dan sebagainya.
            Penentuan cara membangun juga menjadi suatu klasifikasi teknik yg terbatas sekali, karena kita selalu hanya memperhatikan suatu bagian saja, misalnya bahan bangunan, tempat pembuatan dan sebagainya. Dengan cara tersebut tuntutan arsitektur dan pembangunan biologis tidak dapat dipenuhi. Maka sebaiknya kita tentukan cara membangun tidak atas dasar klasifikasi teknik atau detail, melainkan terutama atas ciri-ciri pada bagian primer, yaitu pembedaan atas cara konstruksi bangunan membentuk suatu ruang.
            Apabila oleh suatu peristiwa, baik yg alamiah ataupun nonalamiah keseimbangan ekosistem terganggu, sehingga terjadi ancaman terhadap ekosistem organisme hidup yg ada di sana, maka akan terjadi proses adaptasi pada semua organisme hidup yg terancam tersebut untuk kembali ke arah proses yg harmonis dan stabil lagi. Proses ini disebut proses keseimbangan kembali atau ‘re-equilibrium process’.
Dengan bertambahnya penduduk yg tinggi terutama di negara-negara berkembang, kerusakan lingkungan alam makin lama makin berat. Masa sekarang menjadi masa peralihan. Arsitektur dan pembangunan pemukiman harus memperkembangkan alternatif2 baru yg sesuai dengan alam sekitarnya sebagai arsitektur biologik. 
Buku ini sangat mengkritisi bahwasanya pelanggaran manusia terhadap alam sekitar seharusnya makin lama makin berkurang demi keselamatan manusia di seluruh dunia. Penggunaan sumber alam yg terbatas harus diganti dengan bahan yg dapat diganti dengan mudah (recycling) atau bahan yg dapat ditanam atau dibudidayakan kembali (regeneratif). Inilah yg disebut bahan-bahan biologik. Tuntunan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan penggunaan bahan bangunan setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat, tras, pasir, rumbia dan mengurangi penggunaan bahan bangunan seperti semen, asbes semen, plastik, baja, kaca, aluminium dan sebagainya yg penyediannya sangat memboroskan energi dan sumber alam. Arsitektur biologik  bukan lagi seni semacam seni patung saja, melainkan terutama mendasar pada pembangunan bahan-bahan bangunan biologik. Ini tentu saja kebebasan dalam seni bangun atas terbatas tetapi pasti dapat diganti daya kreatif manusia yg tidak terbatas, yang merupakan satu-satunya sumber yg dapat diperbanyak penggunannya.
Buku ini menurut saya sangat menekankan pada status seorang arsitektur masa kini yang diharapkan dapat menjadi seorang arsitektur biologik. Seorang arsitektur biologik tidak hanya menciptakan sebuah pembangunan untuk mewujudkan keindahan semata, tetapi lebih daripada itu, arsitektur biologik harus mengedepankan pembangunan yang menomorsatukan lingkungan beserta alam dengan menghubungkannya kedalam kehidupan manusia yg ada di muka bumi ini. Mengapa? Ini dilakukan agar dapat menyelaraskan hubungan antara pembangunan dengan alam agar tercipatanya sebuah equilibrium kehidupan yg jauh lebih baik ke depannya.