DASAR – DASAR ARSITEKTUR
EKOLOGIS #4
Konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah
lingkungan
1. Pengantar ekologi dasar
dan fisika bangunan
1.1 Dasar-dasar ekologi
Ekologi
biasanya sebagai hal-hal yang saling mempengaruhi: segala jenis makhluk hidup
(tumbuhan, binatang, manusia) dan lingkungannya (cahaya, suhu, curah hujan,
kelembapan, topografi, dsb).
Istilah ‘ekologi’
Istilah
ekologi pada tahun 1869 di perkenalkan oleh Ernst Haeckel. Arti kata Yunani
oikos adalah rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos bersifat ilmu
atau ilmiah. Jadi, ekologi merupakan ilmu tentang rumah atau tempat tinggal
makhluk hidup.
Tingkatan organisasi
makhluk hidup
Makhluk
hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi dari yang paling sederhana
sampai tingkat organisasi yang paling kompleks. Bila kita urutkan dalam
pemahaman ekologi, akan terlihat suatu golongan organisasi biologi yang disebut
biosistem.
1.1.1
Pengertian ekologi
Istilah
‘ekosistem’ mengandung lebih dari sekedar jumlah unsur-unsur hayati (komponen
biotik) dan unsur-unsur non-hayati (komponen abiotic). Suatu ekosistem juga
terdiri dari hubungan-hubungan timbal balik di dalam komunitas dan di antara
organisme dengan lingkungan abiotic. Hasilnya adalah system ini berfungsi
hampir otonom.
Seperti
yang telah diuraikan, ekosistem merupakan benda nyata yang mempunyai ukuran
yang beraneka, bergantung pada tingkat organisasinya. Suatu ekosistem biasanya
terdiri dari empat komponen dasar, yaitu:
-
Lingkungan abiotic
-
Organisme produsen
-
Organisme konsumen
-
Organisme perombak
1.1.2
Pengertian ekosistem
Suatu
ekosistem meliputi makhluk hidup dengan lingkungan organisme dan lingkungan
abiotic, masing-masing mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu
untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan, keserasian
alam di bumi ini.
Dengan
konsep ekosistem,komponen-komponen lingkungan hidup harus dilihat secara
terpadu sebagai komponen yang berkaitan dan tergantung satu sama lain dalam
suatu system. Selama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk kerja
sama untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, kesatuan tersebut dapat
dianggap sebagai suatu ekosistem, walaupun hanya waktu singkat.
Pada
ekosistem alam yang lengkap tidak dibutuhkan pemeliharaan atau subsidi energy
karena dapat memelihara dan memenuhi sendiri, dan selalu berada dalam
keseimbangan. Ekosistem ini agak mantap, tidak mudah terganggu, tidak mudah
tercemar kecuali karena bencana alam.
Keanekaragaman
ekosistem alam dapat terbentuk secara alami dari masa ke masa dari ekosistem
yang sederhana menjadi keanekaragaman ekosistem yang sangat rumit di mana
masing-masing ekosistem mendukung ekosistem yang lain. Ekosistem juga dapat
diciptakan oleh manusia.
1.1.3
Komunitas
Suatu
komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai
sejumlah kehidupan.
Organisme
dalam suatu komunitas saling berhubungan karena melalui proses-proses kehidupan
yang saling berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jika salah satu
organisme itu tidak menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka akan berakibat
fatal bagi organisme sendiri. Misalnya, tanah menjadi penting untuk
tumbuhan-tumbuhan karena mengandung mineral dan air tempat tumbuhnya akar.
1.1.4
Suksesi dan klimaks
Lingkungan
alam selalu mengalami perubahan-perubahan dalam ekosistem. Perubahan-perubahan
atau pergantian-pergantian pada ekosistem tersebut terjadi tanpa apapun dengan
campur tangan manusia. Evaluasi ekosistem ini disebut suksesi ekologi dan dapat
diterangkan sebagai berikut:
-
Perkembangan komunitas teratur
yang menyangkut perubahan susunan spesies dan proses-proses komunitas
-
Perubahan-perubahan fisik
akibat pengaruh pekerjaan komunitas
-
Mencapai puncak pada waktu
ekosistem stabil dengan biomasa dan fungsi kerja sama antarorganisme serta
komunitas berada pada titik maksimum.
1.1.5
Ceruk ekologis
Ceruk
ekologis berarti lekuk atau jeluk di alam yang dimanfaatkan oleh tanaman atau
makhluk hidup tertentu sehingga aman tanpa gangguan. Lama kelamaan dalam
evolusi muncul ribuan tanaman dan binatang dengan kebutuhan terhadap lingkungan
yang berbeda-beda.
Perkembangan
makhluk hidup tergantung pada factor-faktor ekologis penentu, dan factor
penentu pesimum ekologis merupakan factor terpenting. Misalnya, tanaman sangat
tergantung pada keadaan garam mineral. Kekurangan nitrogen mengakibatkan
sindrom kekurangan yang tidak dapat diimbangi dengan kelebihan kalium atau
zat-zat lainnya.
Karena
batas toleransi pada masing-masing makhluk hidup sangat berbeda, maka kepekaan
terhadap pengaruh lingkungan berbeda pula. Ada makhluk hidup yang bersifat
generalis dan ada yang bersifat spesialis.
1.2 Aliran dalam ekosistem
Aliran
ini disebut daur, siklus, atau peredaran. Istilah ini berubah menurut buku-buku
ekologi yang digunakan. Arti istilah-istilah tersebut dapat diperhatikan
sebagai berikut:
-
Daur : peredaran masa atau tahun. Dalam tarikh jawa,
satu daur berisi empat windu, jadi 32 tahun jawa. Juga ada dua besar, yang
berarti peredaran masa dengan lama 120 tahun jawa.
-
Siklus : putaran waktu yang di dalamnya terdapat
rangkaian kejadian yang berulang-ulang secara tetap dan teratur.
-
Peredaran : peralihan dari keadaan yang satu ke
keadaan yang lain yang berulang-ulang seakan-akan merupakan suatu lingkaran.
Digunakan umumnya di bidang kedokteran atau dibidang fenologi.
Atas
dasar keterangan ini selanjutnya digunakan istilah ‘peredaran’ yang dalam
pahamnya cukup jelas dan tepat dibandingkan dengan istilah-istilah lain.
1.2.1
Peredaran bahan alam
Tidak
semua tumbuhan atau binatang akan dimakan oleh musuhnya (konsumen), tetapi
banyak yang mati oleh akibat yang lain. Bahkan ini akan ‘dimakan’ oleh
organisme perombak yang akan menyediakan mineral-mineral yang dibutuhkan
sebagai pupuk. Pada waktu yang sama tumbuhan membutuhkan karbondioksida dari
udara dan menyediakan oksigen bagi binatang dan manusia.
1.2.2
Entropi
Istilah
entropi diciptakan pada tahun 1865 oleh Rudolf Clausius pada ilmu termodinamika
untuk menggambarkan arahnya suatu proses yang tidak dapat memutarbalikkan.
1.3 Iklim dan ruang
Iklim
merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah
tertentu. Iklim pada tempat tertentu dapat diterangkan berdasarkan urutan
terjadinya keadaan-keadaan tersebut. Sesuai dengan titik pandangan, maka bobot
masing-masing keadaan berbeda dan iklim biasanya digolongkan atas iklim makro
dan iklim mikro.
1.3.1
Iklim makro
Iklim
makro merupakan iklim suatu negara, benua, atau daerah tertentu. Iklim tersebut
menurut sifat pokoknya (letak geografis, tinggi diatas permukaan laut, pesisir
laut, arah angina, berhubungan dengan pegunungan dsb) berhubungan dengan suhu
rata-rata, kelembapan udara, serta kemusiman yang menciptakan ciri khas
tertentu yang digolongkan dengan daerah tropis lembab, daerah tropis kering,
dan daerah pegunungan.
1.3.2
Iklim Mikro
Iklim
mikro merupakan iklim dilapisan udara dekat permukaan bumi. Di sini gerak udara
lebih kecil karena permukaan bumi yang kasar dan perbedaan suhu lebih besar.
Keadaan tanaman atau batu dapat mengakibatkan perlawanan iklim yang besar pada
ruang sempit.
Kalor dan manusia
Tubuh
manusia memiliki kemampuan untuk mengatur keseimbangan suhu tubuh dengan
berbagai cara. Tubuh manusia melepaskan panas secara terus menerus mengikuti
kondisi lingkungan dan pakaian yang dipakainya, tetapi ia juga menghasilkan
panas secara terus menerus, berbanding terbalik dengan makanan yang masuk dan tingkat
kegiatan tubuhnya.
Penguapan
Penguapan
terjadi melalui permukaan kulit dan pernafasan. Penguapan keringat dari
permukaan kuliat mendinginkan tubuh karena perubahan keadaan dari cair ke uap
membutuhkan panas yang diambil dari tubuh. Besar kecilnya penguapan dari
permukaan kulit dipengaruhi juga oleh pakaian yang dikenakan.
1.3.3
Pengaruh kelembapan
Udara
hanya dapat memuat kadar air (dalam bentuk uap) secara terbatas, berarti sampai
titik kejenuhan. Banyaknya air tersebut sangat tergantung pada suhu udara. Udara
yang panas dapat memuat kadar air yang lebih tinggi daripada udara yang dingin.
1.3.4
Angin dan gerakan udara
Pada
daerah beriklim tropis panas lembap hujan dan kelembapan menjadi tinggi dan
suhu juga hampir selalu tinggi. Angin sedikit bertiup dengan arah yang
berlawanan pada musim hujan dan musim kemarau.
Pengaruh
angin dan lintasan matahari terhadap bangunan dapat dimanfaatkan dengan gedung
yang dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup diantara bangunan tersebut
agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di antara lintasan
matahari dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke
barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya
berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang.
Perlindungan gedung
terhadap matahari dengan tanaman peneduh
Perlindungan
gedung dapat diatur dengan kontruksi atap tambahan yang, selain melindungi
manusia terhadap cuaca, juga memberi perlindungan terhadap radiasi panas dengan
tanaman peneduh.
1.3.5
Kenyamanan termal
Dalam
bagian ini akan disajikan factor-faktor kenyamanan termal yang dapat
mempengaruhi seseorang, baik factor-faktor dominan dari alam maupun
factor-faktor pilihan manusia.
Factor-faktor
alam yang dominan:
-
Suhu udara
-
Kelembapan udara
-
Pergerakan udara
-
Daerah nyaman
1.4 Cahaya
Cahaya
merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh aneka warna elektromagnetik
yang gelombangnya dapat diukur dari seperjuta millimeter sampai ribuan
kilometer. Cahaya adalah bagian penting bagi kehidupan manusia, terutama untuk
mengenali lingkungan dan menjelaskan aktivitasnya.
Pengertian
cahaya dapat diartikan sebagai sebuah gua yang gelap dengan lubang kecil untuk
masuknya cahaya. Makin gelap permukaan gua maka semakin kecil lubang cahaya.
Namun semakin besar lubang cahaya akan memberikan efek silau. Untuk menghindari
masalah silau tersebut lubang cahaya dapat diperbesar atau dinding gua dapat
dicat dengan warna terang.
1.4.1
Cahaya dari permukaan atap
dinding
Pencahayaan
pada ruang dalam bangunan umumnya diperoleh dri atas (lubang atap) dan/atau
dari samping (lubang dinding). Bagaimanapun juga pelubangan bangunan untuk
cahaya alam akan berdampak pada kesilauan, untuk itu pemilihan bahan transparan
penutup lubang seperti kaca atau bahan lain perlu diperhitungkan untuk mereduksi
kesilauan tersebut.
1.4.2
Perlindungan terhadap silau
matahari
Intensitas
cahaya matahari umumnya memberikan cahaya berlebih pada ruangan. Kondisi bisa
mengakibatkan silau. Untuk mengubulkan ketidaknyamanan visual dan bisa
melelahkan mata. Untuk menghindarinya diperlukan penghalang sinar matahari
langsung.
1.4.3
Pengaruh cahaya pada kesehatan
manusia
Salah
satu pengaruh cahaya alam pada bangunan adalah suhu dari intensitas sinar
matahari yang langsung dapat meningkatkan suhu dinding akibat konduksi dan suhu
ruangan bila sinar matahari langsung masuk pada ruangan.
1.4.4
Pencahayaan dan warna
Pencahayaan
dan warna menyebabkan terjadinya pengalaman terhadap ruang melalui mata dan
perasaan. Pencahayaan dan pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang.
Pada
pelaksanaan, warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki
proporsi ruang secara visual demi peningkatan kenyamanan, misalnya:
-
Langit-langit yang terlalu
tinggi dapat ‘diturunkan’ dengan warna yang hangat dan agak gelap
-
Warna-warna yang aktif seperti
merah atau oranye pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang
-
Dinding samping yang putih
memberi kesan luas pada ruang.
1.5 Bunyi
1.5.1
Fisiologi pendengaran
Indra
pendengaran adalah telinga manusia. Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk
mengumpulkan getaran bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam
lubang telinga. Bila getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang
telinga ikut bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang
pendengaran. Selanjutnya tingkap jorong dan rumaah siput ikut bergetar,
demikian pula cairan limfa di dalam rumah siput. Getaran cairan limfa
merangsang ujung-ujung safar yang menyampaikan rangsang bunyi tersebut ke otak.
1.5.2
Frekuensi bunyi, macam bunyi,
perambatan bunyi
Ada
dua macam sifat bunyi, yaitu:
-
Bunyi yang diinginkan, seperti
misalnya pada pembicaraan atau mendengarkan music.
-
Bunyi yang tidak diinginkan
seperti bising lalu lintas atau bising akibat keramaian lingkungan sekitar.
Macam bunyi (bunyi udara dan bunyi struktur)
Secara umum bunyi dapat dihasilkan
atau ditransmisikan lewat udara dan lewat struktur bangunan.
Bunyi udara adalah bunyi yang perambatannya melalui media udara. Bunyi udara ini
dihasilkan dari suara yang dikehendaki seperti alunan music dll.
Bunyi struktur adalah bunyi yang perambatannya melalui media struktur bangunan
sebagai akibat dari benturan dengan benda lain. Sebagai contoh, dinding yang di
palu.
1.5.3
Pengaruh bising pada kesehatan
manusia
Pengalaman
buruk terhadap kebisingan adalah:
-
Lalu lintas bermotor: tidak jarang
truk maupun sepede motor berisik dengan suara >90 dB tanpa ditegur oleh
peraturan atau polisi lalu lintas
-
Pesawat terbang yang
menggunakan kampong di dalam kota sebagai jalur lintasan pendaratan dengan
kebisingan >120 dB
-
Music dan sebagainya yang menggunakan
pengeras suara.
2. Pembangunan dan kerusakan
alam
Ahli
ekonomi menyadari tanpa adanya dukungan lingkungan, system ekonomi tidak dapat
bergerak. Dukungan lingkungan diperlukan dalam bentuk bahan baku, pengolahan,
dan pemasarannya. Wajarlah apabila ahli ekonomi hendak memperhitungkan
pengelolaan lingkungan dalam analisis ekonomi. Pada akhirnya semuanya bermuara
pada pembangunan berkelanjutan.
Manusia
merupakan bagian dari lingkungan. Beberapa tahun terakhir, manusia membebani
serta memberati lingkungan alam dengan perampasan dan kesewenangan. Jangan lupa
bahwa pada suatu saat kelak kita harus menanggung akibatnya.
Jika
pembangunan secara berkelanjutan dan ekologis diperhatikan lebih teliti, maka
perlu memperhatikan arsitektur dari tiga tingkatan, yaitu:
-
Perencanaan secara ekologis
-
Pembangunan, kesehatan manusia
dan lingkungan
-
Bahan bangunan yang sehat.
2.1
Ekologi dan arsitektur ekologis
Pembangunan
rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan
timbal balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau
eko-arsitektur.
Bangunan
berkelanjutan yang ekologis yaitu:
-
Tidak menghabiskan bahan lebih
cepat daripada tumbuhnya kembali bahan tersebut oleh alam
-
Menggunakan energy terbarukan
secara optimal, dan
-
Menghasilkan sampah yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan baru.
2.2 Unsur pokok eko-arsitektur dan pengaruh pencemaran pada kesehatan
manusia
2.2.1
Udara
Udara
adalah campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihirup
oleh manusia ketika bernafas. Hubungan erat antara udara pernapasan dan
kehidupan adalah pengalaman kehidupan manusia. Makin tercemar udara, makin
susah pernapasan dan kualitas kehidupan menurun.
Pencemaran
udara dapat diatasi dengan cara mencuci atau mengikat. Mencuci udara berarti
dibutuhkan hujan yang cukup banyak di mana tetes-tetes air mengikat partikel
debu dan debu tersebut akan mengikat dengan tanah (dapat dianggap bahwa 1/3
dari kebutuhan pupuk kimia untuk tanaman disebar melalui udara atau dialirkan
melalui sungai.
Debu merupakan partikel-partikel kecil yang mengikat pada molekul udara.
Selain debu yang mengikat molekul udara dan mengganggu kesehatan manusia serta
mengakibatkan kanopi kabut, ada juga partikel zat cair atau gas yang bersifat
mirip (aerosol) dan yang dapat mengakibatkan pemanasan global dan mempengaruhi
lubang ozon.
Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya efek rumah
kaca. Efek rumah kaca di atmosfer meningkat akibat adanya peningkatan kadar
gas-gas rumah kaca antara lain karbondioksida, metana, dan ozon.
Lubang ozon (perusakan lapisan ozon). Ozon adalah gas yang terdiri dari
molekul-molekul ozon. Satu molekul ozon mempunyai tiga atom oksigen. Oleh
karena itu, ozon mempunyai rumus kimia O3. Molekul-molekul ozon mudah bereaksi
dengan zat-zat lain dengan melepaskan satu dari tiga oksigen tersebut.
2.2.2
Air
Air
dan perairan mengadakan dan membentuk bumi kita. Selain air untuk diminum, air
juga berguna sebagai air suci dari sumber air tertentu yang mengandung zat-zat
khusus yang memiliki sifat menyembuhkan penyakit tertentu.
Peredaran
air alami yang utuh menguntungkan tanaman dan menambah air tanah sebagai
penampung air alam. Peredaran air kota terganggu oleh pemadatan tanah, gedung,
jalan, dsb. Air hujan cepat mengalir ke wilayah yang lebih rendah,
mengakibatkan banjir, sedangkan rembesan air tanah berkurang, walaupun
keterbatasan sumber air minum sudah diketahui secara umum, manusia
terus-menerus memboroskan air minum dan mencemari air bersih menjadi air
limbah, manusia rupanya belum bersedia untuk memperhatikan tanda bahaya dari
alam sekitar.
Pencemaran sumber air dan
dampaknya. Air yang tercemar oleh senyawa organic
(air merupakan tempat berkembang biaknya mikroorganisme termasuk mikroba
pathogen) maupun anorganik (oleh limbah industry dan buangan dari pembakaran
BBM berunsur logam) dapat menjadi sarana berkembangnya berbagai penyakit
menular maupun keracunan.
Banjir dapat terjadi oleh berbagai alasan. Biasanya banjir dapat
digolongkan atas banjir alam dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia.
Secara alamiah, banjir terjadi karena curah hujan, pengaruh topografi dan fisik
sungai, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai dan kapasitas drainase yang
tidak memadai serta pengaruh air pasang.
2.2.3
Tanah (Bumi)
Bumi
sebagai sumber bahan baku dalam banyak agama juga menjadi ibu manusia, menjadi
makhluk hidup yang mendukung dan mengizinkan kehidupan manusia, binatang, dan
tumbuhan di atasnya. Sepertiga dari manusia menghuni rumah dari tanah liat dan
sebagian besar dengan bahan bangunan tradisional yang diambil dari dalam bumi.
2.2.4
Api (Energi)
Api
yang memanaskan dingin, yang menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung
kekuatan merusak yang menakutkan, melambangkan energy dan bahan bakarnya.
Walaupun manusia sudah mengetahui perbedaan energy yang terbarukan dan yang
tidak terbarukan, manusia tetap cenderung pada menggunakan energy yang tidak
terbarukan (batu bara, minyak, dan gas bumi) karena dianggap penggunaannya
lebih mudah dibandingkan dengan energy yang terbarukan.
2.3
Kualitas arsitektur dan tugas
si arsitek
Arsitektur
ekologis sebenarnya lebih indah, lebih tepat guna daripada pembangunan biasa
saja, yang menonjol adalah kualitas arsitektur yang tinggi. Kualitas biasanya
sulit diukur dan ditentukan, terlebih lagi dari bidang arsitektur. Dimana garis
batas antara arsitektur yang bermutu tinggi dan arsitektur yang biasa saja, dan
di mana alat ukurnya? Christopher alexander berbicara tentang kualitas tanpa
nama.
Pembahasan
kualitas di bidang arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk gedung dan
konstruksinya tetapi mengabaikan tokoh utama: si pengguna tersebut dan kualitas
hidupnya.
2.3.1
Rites de passage bagi manusia
dan rumahnya
Pengertian
tentang mikrokosmos ‘rumah’ dan mikrokosmos ‘manusia’ terwujud juga pada
penelitian tentang rites de passage, yaitu tata cara upacara mengadakan
keturunan, kelahiran, tedak siten, perploncoan, perkawinan, dan pemakaman yang
dilaksanakan untuk manusia dan hubungan dengan tata cara upacara kawitan,
peletakan batu pertama, pendirian saka guru, dan pembongkaran yang dilaksanakan
untuk rumah.
2.3.2
Hipotesis Gaia
Jika
dunia dipandang dari bulan, gejala bahwa pada dunia terjadi kehidupan makhluk
merupakan keajaiban. Yang mungkin paling mempengaruhi dasar perencanaan
arsitektur pada masa depan adalah hipotesis Gaia yang menentukan bahwa:
Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya. Kehidupan bukan
merupakan factor penentu, melainkan system keseluruhan termasuk kehidupan dan
lingkungan material.
Hipotesis
Gaia memberi pandangan baru tentang planet bumi kita. Kehidupan adalah gejala
yang dalam skala sebesar ini hampir abadi. Suatu planet membutuhkan cukup
banyak kehidupan sehingga keseragaman pada planet tersebut terjamin. Hipotesis
Gaia meningkatkan pengertian tentang kebodohan manusia yang memusnahkan ribuan
jenis makhluk hidup di bumi kita.
Salah
satu ciri khas masyarakat kita pada masa kini adalah tumbuhnya kesadaran bahwa
ancaman terhadap keadaan alam sekitar juga membahayakan keturunan kita pada
masa mendatang
3. Jejak Ekologis
3.1
Pengertian jejak ekologis dan
indikatornya
Jejak
ekologis mengukur kebutuhan bahan baku alam yang digunakan oleh setiap bangsa
dan setiap orang. Jejak ekologis menghitung luasnya tanah subur, air tawar,
lautan, dan banyaknya energy yang tidak terbarukan dan yang dibutuhkan manusia
untuk memenuhi kebutuhan atas pangan, sandang, papan, serta mobilitas.
3.2
Jejak ekologis dan pengaruh
atas pembangunan
Ketentuan
bahwa 50% dari segala bahan yang diambil dari bumi yang akan digunakan di
bidang pembangunan harus dipertimbangkan kembali. Dalam angka absolut, hali ini
berarti bahwa pembangunan global membutuhkan 600.000.000 m bahan baku setiap
tahun dan dengan begitu pengaruhnya atas jejak ekologis sangat berarti. Keadaan
tersebut menunjukkan betapa penting perhatian pada rantai bahan dan pelaksanaan
manajemen bahan bangunan.
3.3
Alam sebagai pola perencanaan
Pada
pembangunan biasa seluruh gedung berfungsi sebagai system yang memintaskan
kualitas lingkungan. Akan tetapi, baik rumah ataupun pedesaan harus dianggap
sebagai ekosistem yang berhubungan erat dengan peredaran alam.
Factor
fungsi, tuntutan sosio-budaya, keadaan iklim maupun prinsip ekologis
mempengaruhi bentuk gedung. Penukaran panas di antara gedung dan lingkungan
tergantung pada permukaannya. Makin padat/buntak bentuk gedung, makin kecil
panas siang hari yang tembus ke dalamnya. Oleh karena itu, perbandingan antara
permukaan dan volume suatu gedung merupakan hal yang penting jika gedung
tersebut perlu disejukkan.
4. Membangun untuk menghuni
4.1
Hubungan antara kegiatan
manusia dan ketergantungan pada tempat
Dengan
memanfaatkan teknik dan bahan bangunan setempat manusia menciptakan rumah,
gubuk, perlindungan, atau tanda yang menjadi miliknya, sesuai kebutuhan keadaan
iklim, geologi, atau topografi.
Garis
besar ini memperhatikan pembangunan dengan sendirinya maupun arsitektur yang
berarti fungsi, bentukk, proporsi, teknik, dan sebagainya, bahkan mengutamakan
penentuan tempat yang bertuah, penanaman bangunan di dalam tanah,
hubungan-hubungan yang sungguh-sungguh diantara bangunan buatan dan dunia alam
yang menyumbangkan segala kehidupan dalam agama Hindu.
4.2
Membangun sebagai organisasi
fungsi
Kehidupan
pada umumnya terjadi di dalam ruang yang dibangun olehh manusia. Istilah ruang
tidak hanya meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar, misalnya jalan yang
dibentuk oleh dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas kenyamanan,
sifat, dan bentuk ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni. Ukuran dan suasana
ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan ruang masing-masing kegiatan.
4.3
Cipta rasa dan karsa
Setelah
mata manusia sejak berabad-abad merupakan organ panca indra yang utama,
pembatasan yang diakibatkan kenyataan tersebut makin jelas. Pada masa kini
timbul keinginan untuk memanfaatkan daya tanggap dengan semua pancaindra.
Berdasarkan
kenyataan tersebut, maka arsitektur pun tidak dapat dibatasi lagi pada
keindahan dengan mata sebagai pancaindra saja, melainkan sebaliknya digunakan
juga
Telinga
sebagai organ tubuh untuk mendengar sehingga arsitektur dirasakan pada saat
melewati ruang (mendengar langkah, akustik ruang dan sebagainya).
Hidung
sebagai organ tubuh untuk mencium sehingga arsitektur terutama bahan bangunan,
dapat dirasakan melalui baunya.
Tangan
sebagai organ tubuh yang dapat meraba permukaan bahan bangunan atau organ
keseimbangan pada arsitektur yang elastis (misalnya lantai pelupuh) atau
struktur tensigriti
Mulut
sebagai organ tubuh untuk mengecap arsitektur, arsitektur yang dapat dimakan,
atau bahan bangunan yang kualitasnya dapat dirasakan pada lidah.
4.4
Menghuni dan partisipasi penghuni
4.4.1
Kualitas menghuni dan proses
menghuni
Kualitas
menghuni berhubungan erat dengan psikologi menghun, dengan perasaan santai dan
nyaman. Proses menghuni adalah proses belajar, memahami lingkungan, ruang
pranata social yang dibentuk pertama kali dalam lingkungan terkecil, yaitu
keluarga.
Menghuni
adalah gejala (fenomena) yang bersifat primer secara biologis-jasmani. Keadaan
batin manusia rupanya bersifat sekunder.
4.4.2
Partisipasi
Penghuni
harus berpartisipasi dalam perencanaan, pembangunan, dan tata laksana
perumahannya. Dengan demikian, mereka mempengaruhi dan menciptakan dasar-dasar
hidup kemasyarakatan yang individual dan tentram. Penghuni yang tidak memilih
kesempatan tersebut, sulit sekali mempelajari tanggung jawabnya dalam wilayah
perumahannya.
5. Membangun secara ekologis
Asas-asas
pembangunan berkelanjutan yang ekologis dapat dibagi dua: asas yang menciptakan
keadaan yang ekologis berkelanjutan dan asas yang menjawab tantangan oleh
keadaan yang ekologis tidak berkelanjutan. Asas tentang ekologi yang
berkelanjutan selalu bersangkut-paut dengan ambang batas biofisika dan fungsi
ekosistem secara holistis.
Berdasarkan
pengertian tersebut, maka empat asas pembangunan berkelanjutan yang ekologis
dapat disusun sebagai berikut:
Asas 1 : menggunakan
bahan baku alam tidak lebih cepat dari pada alam mampu membentuk penggantinya.
Asas 2 : menciptakan
system yang menggunakan sebanyak mungkin energy terbarukan.
Asas 3 : mengizinkan
hasil sambilan saja yang dapat dimakan atau yang merupakan bahan mentah untuk
produksi bahan lain.
Asas 4 : menigkatkan
penyesuaian fungsional dan keanekaragaman biologis
5.1
Kawasan penghijauan di antara
kawasan pembangunan
Kawasan
penghijauan (pertanian, taman kota, hutan kota, dll) yang berinteraksi dengan
kota (perumahan, perdagangan dll) seperti tangan yang disilangkan.
Perbandingan
luas antara lingkungan buatan dan lingkungan alam melewati ambang batas
tertentu akan menimbulkan ‘iklim kota’. Peningkatan suhu iklim kota tersebut
rata-rata 1-2 derajat celcius, pada waktu malam dapat mencapai 6 derajat
celcius, pencemaran meningkat dan tentu saja beban atas kesehatan manusia
meningkat pula.
5.2
Tapak bangunan bebas gangguan
geobiologis dan radiasi elektromagnetik buatan yang minimal
Semua
kejadian alam yang biologis berkaitan dengan gejala elektromagnetik. Terjadi
dan pemeliharaannya kehidupan tanaman, hewan, maupun manusia terbentuk oleh
radiasi teristis dan kosmis. Semua makhluk hidup menyesuaikan diri dalam
evolusinya pada medan listrik maupun medan magnetis. Hal ini membuktikan
keseimbangan dan keselarasan dengan lingkungan.
5.3
Rantai bahan dan bahan bangunan
ekologis
5.3.1
Pembangunan dan kesehatan
Pada
penelitian pembangunan dan kesehatan diungkapkan bahwa pencemaran udara menjadi
alasan gangguan kesehatan manusia yang primer. Pencemaran udara oleh limbah gas
terjadi baik di luar maupun di dalam rumah, di mana lebih sering kali terjadi
lebih parah. Pencemaran tersebut harus diperhatikan dengan seksama karena
manusia dalam keadaan tidur jauh lebih peka daripada waktu bangun, dan anak
kecil kurang lebih 30 kali lebih peka terhadap zat pencemar udara tersebut.
5.3.2
Bahan bangunan ekologis
Bahan
bangunan yang ekologis memenuhi syarat-syarat berikut:
-
Eksploitasi dan pembuatan
(produksi) bahan bangunan menggunakan energy sesedikit mungkin
-
Tidak mengalami perubahan bahan
yang tidak dapat dikembalikan kepada alam.
-
Eksploitasi, pembuatan
(produksi), penggunaan, dan pemeliharaan bahan bangunan
-
Bahan bangunan berasal dari
sumber alam local.
5.3.3
Peredaran bahan dan rantai
bahan
Peredaran
bahan yang alami tidak mengakibatkan pencemaran udara, air, dan tanh karena
bentuknya tertutup. Proses produksi bahan bangunan biasanya mencemari
lingkungan.
Rantai
bahan bangunan menerangkan proses dan tingkatan pengembangan bahan bangunan
pada umumnya (dari bahan mentah sampai menjadi puing dan sampah) dengan
perhatian pada setiap tingkat perubahan transformasi, penggunaan energy dan
pencemaran lingkungan (air, udara, dan tanah).
5.4
Ventilasi alam dalam gedung
5.4.1
Penyegaran udara secara pasif
Penyegaran
udara secara pasif dapat dicapai dengan tiga cara, yaitu: perlindungan terhadap
matahari dengan tanaman peneduh, perlindungan terhadap matahari yang tetap, dan
perlindungan terhadap matahari yang bergerak.
5.4.2
Penyegaran udara secara aktif
Agar
angina dan pengudaraan ruangan berjalan lancar, diperlukan pembukaan pada
dinding agar pergerakan udara tidak terganggu. Penyegaran udara di dalam
ruangan, di samping ditentukan oleh pergerakan udara, juga tergantungg pada
pertukaran udara yang cukup tinggi di daerah tropis yang akan mempengaruhi kesehatan
penghuni.
5.5
Kelembapan sebagai ancaman
konstruksi dan kesehatan
Curah
hujan dan kelmbapan udara adalah factor penting yang perlu diperhatikan
terhadap keseimbangan alam dengan desain tropis. Kadar kelembapan udara
tergantung pada curah hujan dan suhu udara. Semakin tinggi suhu, semakin tinggi
pula kemampuan udara menyerap air.
5.6
Kesinambungan pada struktur dan
konstruksi
Proyek
berkesinambungan berkelanjutan mengandung kepekaan terhadap perubahan yang akan
terjadi pada lingkungan alam dengan memperhatikan lokasi flora dan fauna,
demografi, kebudayaan, kepurbakalaan, dan sebagainya pada tempat letaknya
proyek tersebut.
5.7
Bentuk/proporsi ruang
Penentuan
bentuk/proporsi ruang yang nyaman dapat dipelajari dari alam sebagai berikut,
dari mahkluk hidup dengan perhatian bagaimana caranya hewan mengatur kehidupan
social, membangun sarangnya, dan berinteraksi dengan makhluk lain. Manusia
sebagai ukuran segala sesuatu memberi ukuran dan proporsi di bidang
pembangunan.
5.8
Pembangunan berkelanjutan
5.8.1
Permasalahan atas lingkungan
Kerusakan gedung yang
dimakan cuaca
Dalam
hal ini perlu dipertimbangkan bahwa hampir semua gedung yang dibangun sejak
1950 (kemerdekaan Indonesia), yaitu sekitar 75 % gedung di seluruh dunia, tidak
memenuhi tuntutan pembangunan berkelanjutan. Bangunan tersebut kurang
memperhatikan pengaruh iklim, masalah kualitas bahan bangunan, dan ekologi
sehingga perlu diganti pada masa yang akan datang.
5.8.2
Penggunaan energy terbarukan
Sejak
ribuan tahun manusia puas dengan sumber energy setempat. Tuntutan atas kenyamanan
di atur sesuai dengan sumber energy yang tersedia tersebut. Namun demikian,
sudah sejak dulu hutan dimusnahkan untuk mendapat bahan bangunan maupun bahan
bakar, tetapi ekploitas tersebut masih terbatas dan tidak mengganggu
keseimbangan ekologis global.
5.9
Bangunan bebas hambatan dan
mobilitas
5.9.1
Bangunan bebas hambatan
Dari
segi social maupun ekonomi, bangunan seharusnya bebas hambatan. Bangunan dapat
dimanfaatkan oleh semua orang, baik anak-anak, orang tua, orang cacat tubuh,
orang sakit, maupun orang dewasa yang sehat. Salah satu prinsip bangunan bebas
hanbatan adalah semua elemen pelayanan pada telepon umum, lift, dan sebagainya
harus dipasang pada tingkat yang optimal.
5.9.2
Pengangkutan yang berkelanjutan
Pengangkutan
yang berkelanjutan adalah sarana mobilitas masa kini yang tidak merugikan
mobilitas generasi yang akan datang. Define ini tentu saja tidak bisa dipenuhi
dengan kendaraan bermotor roda dua dan empat yang sekarang digunakan.
6. Membangun kembali dan
resikling
6.1
Membangun kembali dan mengganti
kerugian
Membangun
kembali berarti membongkar dengan seksama dan/atau memperbaiki kesalahan yang
dibangun sehingga dosa-dosa arsitek masa kini dapat dimaafkan.
6.2
Sampah berasal dari kegiatan
pembangunan dan susunannya
Sampah
yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung terdiri dari bahan
organic (kayu, tripleks, bambu, dsb) dan bahan anorganik (semen, pasir, batu
bata, ubin, besi, dan baja, dan bahan sintetis lainnya). Makin lama makin
banyak sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan. Hal ini menyebabkan
sampah tersebut harus dibuang ke TPA atau ditimbun begitu saja atau dibakar.
Berhubung dengan sampah yang berasal dari pembangunan, kita harus bertanggung
jawab terhadap kelestarian lingkungan kita, yaitu dengan memilih bahan bangunan
yang ekologis saja.
6.3
Pengelolaan sampah
Pengumpulan
sampah pemukiman tersebut dilakukan dengan menggunakan gerobak, dikumpulkan dan
dibawa ke lokasi TPS. Angkutan sampah dari tempat penampungan sampah sementara
dibawa oleh truk menuju lokasi TPA.
6.3.1
Penumpukan sampah secara liar
Penumpukan
sampah secara liar dapat mengancam lingkungan dengan kebakaran sampah yang
tidak terkontrol, merupakan sumber berbagai penyakit melalui racun bebas dan
tikus, serta air tanah akan tercemar.
6.3.2
Penumpukan sampah secara
terkontrol
Salah
satu aturan pengelolaan sampah pada TPA yang terkontrol adalah sanitary
landfill dengan system sanitasi yang baik, sampah pada TPA dipadatkan dengan
buldoser setebal 1.50-2.00 m dan selanjutnya ditimbun dengan tanah.