RESPON BUKU "ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN" karya: Ir Heinz Frick #2
Dalam
buku ini menjelaskan bahwa Setiap pembangunan merupakan suatu pembaharuan atau
perubahan lingkungan. Perhatian atas perubahan lingkungan berarti perhatian atas
arsitekturnya dan atas kualitas manusia. Jikalau kita membandingkan kualitas
lingkungan pada masa lalu dengan keadaan sekarang, maka harus kita akui bahwa
kualitasnya makin lama makin menurun. Jikalau semuanya berjalan seimbang antara
lingkungan alam dengan kebutuhan manusia, maka kualitas manusia memuaskan.
Buku
ini juga menerangkan bahwa salah satu usaha untuk mencapai keseimbangan dengan
alam ialah memberi perhatian pada energi yg dibutuhkan. Kualitas pembangunan
akan meningkat dengan keselarasannya dengan alam sekitar. Mengapa? Karena ketentuan ini menjadi dasar untuk
membangun ekologi manusia yg lebih baik. Arsitektur masa depan seharusnya harus
lebih efisien dengan menggunakan energi yg jauh lebih sedikit. Arsitektur itu
seharusnya lebih biologik. Dari statement tersebut kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa seorang arsitektur itu juga sebagai arsitektur alam. Pengaruh
ruang dan iklim terhadap seorang arsitektur adalah dalam menghadapi pengaruh
iklim terhadap sebuah bangunan. Faktor penting untuk membangun perlindungan
terhadap cuaca dan iklim tersebut ialah penyinaran, suhu, kelembapan udara,
ventilasi dan sebagainya.
Penentuan
cara membangun juga menjadi suatu klasifikasi teknik yg terbatas sekali, karena
kita selalu hanya memperhatikan suatu bagian saja, misalnya bahan bangunan,
tempat pembuatan dan sebagainya. Dengan cara tersebut tuntutan arsitektur dan
pembangunan biologis tidak dapat dipenuhi. Maka sebaiknya kita tentukan cara
membangun tidak atas dasar klasifikasi teknik atau detail, melainkan terutama
atas ciri-ciri pada bagian primer, yaitu pembedaan atas cara konstruksi
bangunan membentuk suatu ruang.
Apabila
oleh suatu peristiwa, baik yg alamiah ataupun nonalamiah keseimbangan ekosistem
terganggu, sehingga terjadi ancaman terhadap ekosistem organisme hidup yg ada
di sana, maka akan terjadi proses adaptasi pada semua organisme hidup yg
terancam tersebut untuk kembali ke arah proses yg harmonis dan stabil lagi.
Proses ini disebut proses keseimbangan kembali atau ‘re-equilibrium process’.
Dengan bertambahnya penduduk yg tinggi terutama di
negara-negara berkembang, kerusakan lingkungan alam makin lama makin berat.
Masa sekarang menjadi masa peralihan. Arsitektur dan pembangunan pemukiman
harus memperkembangkan alternatif2 baru yg sesuai dengan alam sekitarnya
sebagai arsitektur biologik.
Buku ini sangat mengkritisi bahwasanya pelanggaran
manusia terhadap alam sekitar seharusnya makin lama makin berkurang demi
keselamatan manusia di seluruh dunia. Penggunaan sumber alam yg terbatas harus
diganti dengan bahan yg dapat diganti dengan mudah (recycling) atau bahan yg
dapat ditanam atau dibudidayakan kembali (regeneratif). Inilah yg disebut
bahan-bahan biologik. Tuntunan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan
penggunaan bahan bangunan setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat,
tras, pasir, rumbia dan mengurangi penggunaan bahan bangunan seperti semen,
asbes semen, plastik, baja, kaca, aluminium dan sebagainya yg penyediannya
sangat memboroskan energi dan sumber alam. Arsitektur biologik bukan lagi seni semacam seni patung saja,
melainkan terutama mendasar pada pembangunan bahan-bahan bangunan biologik. Ini
tentu saja kebebasan dalam seni bangun atas terbatas tetapi pasti dapat diganti
daya kreatif manusia yg tidak terbatas, yang merupakan satu-satunya sumber yg
dapat diperbanyak penggunannya.
Buku ini menurut saya sangat menekankan pada status
seorang arsitektur masa kini yang diharapkan dapat menjadi seorang arsitektur
biologik. Seorang arsitektur biologik tidak hanya menciptakan sebuah
pembangunan untuk mewujudkan keindahan semata, tetapi lebih daripada itu,
arsitektur biologik harus mengedepankan pembangunan yang menomorsatukan
lingkungan beserta alam dengan menghubungkannya kedalam kehidupan manusia yg
ada di muka bumi ini. Mengapa? Ini dilakukan agar dapat menyelaraskan hubungan
antara pembangunan dengan alam agar tercipatanya sebuah equilibrium kehidupan
yg jauh lebih baik ke depannya.